Skip to main content
x
 Yogi (30), warga Kota Bengkulu viral di media sosial setelah video "ngamuk" yang dia buat didalam mobil viral di media sosial. Dengan bahasa Serawai, Yogi mengutarakan kekesalannya kepada kepada daerah karena dianggap tidak mampu mengatasi antrian sopir truk yang mengular untuk membeli solar disejumlah SPBU. Kelangkaan solar tersebut tidak hanya terjadi di beberapa SPBU Kota Bengkulu, namun juga diluar Kota Bengkulu Viral Sopir "Ngamuk" Gegara Ngantri Solar: "Woi Pak Gubernur Tolong Kami"

Viral Sopir "Ngamuk" Gegara Ngantri Solar: "Woi Pak Gubernur Tolong Kami"

Bengkulutoday.com - Yogi (30), warga Kota Bengkulu viral di media sosial setelah video "ngamuk" yang dia buat didalam mobil viral di media sosial. Dengan bahasa Serawai, Yogi mengutarakan kekesalannya kepada kepada daerah karena dianggap tidak mampu mengatasi antrian sopir truk yang mengular untuk membeli solar disejumlah SPBU. Kelangkaan solar tersebut tidak hanya terjadi di beberapa SPBU Kota Bengkulu, namun juga diluar Kota Bengkulu.

Sehari-hari, Yogi berprofesi sebagai Sopir Dump Truk. 

Chanel "Forum Bengkulu" kemudian mengundang secara eksklusif Yogi untuk memberikan klarifikasi terkait video viralnya. 

Bertempat di Dapur Senandung Resto, Selasa (16/8/2022) sore, Chanel Forum Bengkulu 'menginterogasi" Yogi. 

Yogi sebelumnya tidak menyangka, videonya bakal viral. Sebab, dia membuat video tersebut secara spontan karena kesal mengantri BBM jenis solar di SPBU Kepahiang.

"Spontan saja saya buat video, kesal karena mengantri BBM lamanya minta ampun. Saya ini menafkahi anak istri, gara-gara setiap ngisi solar lama ngantri jadi pekerjaan terhambat, penghasilan menurun, kalau nak naik harga BBM naiklah, tapi jangan ngantri lamo nian," kata Yogi dengan logat Bengkulu.

Lanjut Yogi, gara-gara sering ngantri, dirinya terpaksa nginap di mobil. Itupun belum pasti bakal dapat solar, sebab solar sering habis dan terpaksa ngantri lanjutan.

Diakuinya, dirinya menyebut Gubernur Bengkulu dalam videonya. Karena tidak tahu lagi hendak mengadu ke siapa.

Yogi tahu bahwa harga Dex pertamina saat ini hampir mencapai Rp 20 ribu perliter. Dia mengaku tidak mampu membelinya, sehingga harus rela mengantri.

"Jika saya membeli dex, berapa lagi saya harus jual pasir pertripnya," ujar Yogi yang mengaku mendapatkan penghasilan berdasarkan bagi hasil pertrip dari muatannya.

Untuk diketahui, berdasarkan data dari Pertamina, kenaikan BBM jenis Pertamax, Dexliter, Pertamina Dex dan Pertamax Turbo disetiap provinsi berbeda. 

Dalam pengumuman di website Pertamina, disebutkan bahwa Pertamina melakukan penyesuaian harga BBM Umum ini dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan melalui SPBU umum.

Berikut daftar harganya untuk di Provinsi Bengkulu:

  • Pertamax Turbo Rp 18.600
  • Dexlite Rp 18.500
  • Pertamina Dex Rp 19.600
  • Pertamax Rp 13.000

Akibat seringnya mengantri, membuat penghasilan Yogi menurun. "Biasanya kalau normal saya masih bisa mendapat hasil Rp 4 jutaan bersih tiap bulan. Saya ini kan bekerja dengan orang. Gara-gara sering ngantri, kini penghasilan saya hanya sekitar Rp 1,5 jutaan. Pusing saya karena kalau tidak narik muatan, darimana dapat penghasilan, sedangkan setiap hari harus mengantri solar. Anak saya sekarang sudah dua, kebutuhan semakin meningkat," ujarnya lagi.

Kelangkaan BBM jenis solar tersebut menurut Yogi hanya terjadi di Bengkulu. 

"Didaerah lain saya dengar tidak seperti di Bengkulu," katanya.

Yogi berharap, kepala daerah di Bengkulu peduli dengan nasib para sopir. 

"Tolong Pak Gubernur, akhiri kelangkaan ini, kalaupun kami harus ngemis kami ngemis, anak istri kami sekeluarga makan dari sopir inilah, minta tolong ketegasannya," ungkap Yogi.

Facebook comments